PENGERTIAN DAN METODE PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI


1. Pengertian Harga Pokok Produksi
       Kegiatan yang dilakukan pada perusahaan manufaktur adalah memproses suatu produk dari bahan mentah menjadi barang jadi. Perbedaan untuk laporan laba/rugi perusahaan pabrikasi dan perusahaan dagang dapat dilihat dari harga pokok penjualan. Pada perusahaan dagang harga pokok penjualan terbentuk dengan menambahkan persediaan barang jadi awal dan mengurangkan dengan barang jadi akhir, sedangkan pada perusahaan pabrikasi atau manufaktur dalam harga pokok penjualan akan dihitung harga pokok produksi. Biaya barang yang telah diselesaikan selama suatu periode sering disebut harga pokok produksi barang selesai (cost of goods manufactured) disingkat dengan HPP. Harga pokok produksi selama suatu periode dilaporkan ke dalam laporan harga pokok produksi.
       Charles et al  (2006:45) Menyatakan bahwa: ” Harga pokok produksi (cost of good manufactured) adalah biaya barang yang dibeli untuk diproses sampai selesai, baik sebelum maupun selama periode akuntansi berjalan”. Sedangkan menurut Bustami dan Nurlela, (2007:60) menyatakan bahwa:
Harga pokok produksi adalah kumpulan biaya produksi yang terdiri dari bahan baku langsung, tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik ditambah persediaan dalam produk dalam proses awal dan dikurang persediaan produk dalam proses akhir. Harga pokok produksi terikat pada periode waktu tertentu. Harga pokok produksi akan sama dengan biaya produksi apabila tidak ada persediaan produk dalam proses awal dan akhir.

       Informasi harga pokok produksi ini biasanya bermanfaat bagi manajemen untuk menentukan harga jual produk, memantau realisasi biaya produksi dan menghitung laba atau rugi periodik.

2.  Metode Penentuan Harga Pokok Produksi
       Penentuan harga pokok produk adalah pembebanan unsur biaya produksi terhadap produk yang dihasilkan dari suatu proses produksi, artinya penentuan biaya melekat pada produk jadi dan persediaan barang dalam proses. Menurut Ony et al, (2012:15). “Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi.” Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua metode yaitu full costing dan variabel costing.
       Metode full costing  adalah penentuan metode penentuan harga pokok produksi  yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik baik yang berperilaku variabel maupun tetap. Menurut Mulyadi (2009:121) “Full costing sering pula disebut absorption atau conventional costing adalah metode penentuan harga pokok produksi, yang membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk”. Menurut Ony et al, (2012:66) menyatakan bahwa:
Harga pokok produksi menurut metode full costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

Biaya bahan baku                                                 xxxx
Biaya tenaga kerja langsung                                xxxx
Biaya overhead pabrik variabel                            xxxx
Biaya overhead pabrik tetap                                xxxx
Harga pokok produksi                                         xxxx
       Harga pokok produksi full costing lebih cenderung digunakan untuk pelaporan kepada pihak eksternal misalnya dalam menilai persediaan untuk laporan, tujuan pembayaran pajak, penetapan gaji karyawan dan pelaporan kepada pihak debitur. Pada laporan laba/rugi full costing, mengklasifikasikan biaya berdasarkan fungsi pokok yang terdapat dalam perusahaan. Dibawah ini dapat dilihat gambar yang melukiskan unsur harga pokok produksi dan harga pokok produk dengan pendekatan full costing.


SUMBER :
1. Horngren, T. Charles et al. 2006. Akuntansi biaya jilid 1. Jakarta: Erlangga.
2. Mulyadi. 2009. Akuntansi Biaya. Yogyakarta:  UPP AMP YKPN.




Komentar

Postingan Populer